SEMUT MELAWAN GAJAH

 

semut melawan gajah

Di hutan Ganggong, Gajah adalah hewan yang tubuhnya paling besar. Tapi meski badannya paling besar, Gajah kalau berjalan tidak pernah hati-hati. Berjalannya cepat, tidak pernah melihat ada hewan lain yang tertendang atau terinjak.

Hewan yang paling sering menjadi korban adalah semut. Sudah ribuan, atau malah jutaan, semut yang mati terinjak. Bila Gajah lewat, warga semut yang banyak itu berlarian ke sana ke mari. Tapi meski begitu, tetap saja banyak yang mati setiap Gajah lewat. Raja Semut pernah mencegat Gajah.

“Hai Gajah, berhati-hatilah. Di bawah banyak rakyat semut yang sedang bekerja. Sudah banyak yang mati karena kamu berjalan seenaknya,” kata Raja Semut. “Hormatilah kami. Karena meski badan kami kecil, kami juga sama makhluk hidup seperti kamu.”

Gajah tertawa mendengarnya. Pikirnya, ah buat apa menghargai hewan kecil seperti semut. Kalau mereka banyak yang mati, itu urusan mereka.

“Tolonglah Gajah, bila berjalan ke daerah sini, beri dulu kesempatan rakyat kami untuk bersembunyi di bawah tanah,” kata Raja Semut lagi.

Tapi Gajah tidak mengindahkan permintaan Raja Semut. “Itu urusan kalian, Makhluk Kecil. Kalau takut kepadaku, cari tempat yang lain,” kata Gajah.

“Kalau begitu, kamu menantang kami. Karena kami tidak akan diam bila banyak saudara kami yang terus-terusan menjadi korban ketidakperdulianmu.”

“Hahaha... kalian menantangku, Makhluk Kecil? Sehutan ini pun kalian berkumpul, aku tidak akan takut.”

Mendengar perkataan Gajah yang sombong, seluruh rakyat semut yang mendengar mengurut dada. Mereka sebenarnya tidak suka berperang. Tapi untuk membela diri, mereka berpikir untuk melakukan perlawanan.

Semut-semut utusan hari itu juga berangkat menuju sarang-sarang semut lain di seluruh hutan Ganggong. Besoknya berduyun-duyun jutaan semut menuju Istana Semut. Raja Semut kemudian memerintahkan membuat lubang yang besar di bawah rumput. Karena semutnya sangat banyak, lubang besar itu selesai dalam semalam. Di atas masih terlihat seperti rumput, padahal di bawahnya lubang yang sangat besar.

Seperti biasa pagi itu Gajah berjalan melewati Istana Semut. Di depan Istana, Raja Semut mencegatnya.

“Hai Makhluk Besar, kami sudah memintamu secara baik-baik untuk berhati-hati bila lewat ke Istana kami. Tapi kamu masih juga berjalan seenaknya,” kata Raja Semut.

“Apa perlunya aku menurut kepadamu, Makhluk Kecil?” Gajah malah memperlihatkan wajah bengis.

“Apakah kamu tidak takut, sesuatu yang kecil itu akan menjadi tenaga yang luar biasa bila bersatu?”

“Haha... semut dari seluruh hutan pun disatukan, aku tidak akan takut!”

“Kalau begitu, majulah ke sini. Mari kita berperang!”

Gajah terkejut ditantang seperti itu. Dia tidak menyangka Raja Semut akan berani mengatakan itu. Sekali injak pun bisa ratusan semut yang mati.

“Kamu mulai berpikir untuk melarikan diri, Makhluk Besar?” Raja Semut menantang lagi. “Ayo, kalau berani majulah ke sini!”

Gajah merasa tersinggung ditantang oleh makhluk kecil. Lalu dia menyerang. Kakinya diangkat tinggi mau menginjak Raja Semut. Tapi begitu kakinya menyentuh rumput, Gajat terperosok ke dalam lubang. Jutaan, bahkan miliaran, semut kemudian meloncat menyerbu Gajah. Sekujut tubuh Gajah penuh dengan semut. Semua semut mengeluarkan bau yang tidak sedap. Gajah mengamuk. Kaki, belalai, gading, membanting ke kiri ke kanan. Tapi pasukan semut seperti yang tidak ada habisnya. Selalu ada semut baru yang meloncat menerjang Gajah. Mata Gajah tidak bisa melihat karena kemasukan semut. Hidung, mulut, dan seluruh lubang di badan Gajah segera penuh dengan semut.

Akhirnya gajah yang sombong itu tidak berdaya. Dia tidak pernah menduga, makhluk-makhluk kecil itu bisa mengalahkannya. @@@

SELESAI


Penulis: Yosep Rustandi

Ilustrasi: buku Kisah Sahabat Rimba

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SEMUT MELAWAN GAJAH"

Posting Komentar