Prem dan Dewi Ilmu Pengetahuan

cceritarakyatt.blogspot.com

Jaman dahulu, di sebuah kampung terpencil di India, hiduplah seorang anak bernama Prem. Prem tinggal berdua dengan ibunya, karena bapaknya sudah meninggal. Prem sangat disukai oleh semua penduduk kampung. Karena tidak saja suka membantu, Prem juga sangat pintar.
Sekali waktu ada anak yang keracunan jamur. Orang tuanya sudah panik. Tidak ada dokter di kampung itu. Prem kemudian menyarankan untuk memberi anak itu air kelapa muda sebanyak-banyaknya. Setelah mengikuti saran Prem, anak itu berangsur sembuh. Orang tuanya gembira. Juga penduduk kampung lainnya.
Dari mana Prem tahu cara pengobatan orang keracunan? Prem mempunyai sebuah buku warisan dari ayahnya. Ibunya mengajari Prem membaca dan menulis. Suatu hari Prem bicara kepada ibunya.
“Bu, saya ingin sekolah. Biar lebih pintar. Biar lebih bisa membantu orang-orang kampung lainnya,” kata Prem.
“Ibu mengajarimu membaca dan menulis, Prem, agar kamu tidak bersekolah. Sekolah sangat jauh dari sini. Di kampung kita tidak ada anak yang bersekolah,” kata ibunya.
“Tapi saya ingin lebih pintar lagi, Bu. Saya ingin bersekolah.”
Akhirnya ibunya mengijinkan Prem bersekolah. Sekolah Prem letaknya jauh. Harus melewati tepi hutan sebelum sampai ke sana. Setiap subuh Prem berangkat sekolah. Ibunya memberinya bekal nasi timbel dan ceplok telor. Pulang sekolah, di tepi hutan, Prem makan perbekalannya.
Suatu hari ketika berangkat sekolah banyak binatang kecil yang mengikuti Prem. Ada kelinci, tupai, kura-kura, kancil, ayam hutan, dan yang lainnya. Prem heran dan bingung.
“Jangan heran, Prem. Mereka itu teman-temanmu,” kata seorang wanita cantik yang tiba-tiba sudah berada di depan Prem. Oh, ternyata wanita cantik itu adalah Dewi Ilmu Pengetahuan. “Mereka menyukaimu karena kamu pintar dan bijak. Kamu bersemangat sekolah, mencari ilmu. Mereka ingin menemanimu berangkat sekolah.”
Prem tersenyum bahagia. Sekarang dia tidak lagi kesepian. Berangkat dan pulang sekolah selalu ada yang menemani. Mereka biasanya berangkat sambil bernyanyi. Jarak yang jauh pun selalu tidak terasa.
Pulang sekolah Prem membuka perbekalannya. Ketika dilihatnya binatang teman-temannya ada di sekelilingnya, Prem membagi nasi dan ceplok telornya. Mereka makan bersama. Mereka berbahagia.
Tidak terasa, sekolah Prem berakhir tahun ini. Pesta kenaikan kelas cukup meriah. Setiap murid memberikan hadiah buat ibu dan bapak gurunya. Prem bingung karena dia tidak membawa sesuatu yang bisa dihadiahkan.
“Kenapa tidak bekal ini saja dihadiahkan,” gumam Prem. Maka dengan gembira Prem memberikan nasi timbelnya kepada ibu gurunya.
Ibu guru tersenyum. “Kita makan bersama-sama saja, Prem. Ayo, kita cuci tangan dulu, kita makan bersama,” kata ibu guru.
Prem awalnya meringis. Nasi timbelnya kecil. Bagaimana bisa membaginya? Tentu tidak akan kenyang. Ternyata dugaan Prem salah. Setelah mereka makan bersama beberapa suap, nasi timbel itu ternyata tidak berkurang.
Ketika ada guru lainnya yang datang ke kelas, diajaknya juga untuk mencicipi timbel dan ceplok telor Prem. Awalnya guru itu sekedar menghargai Prem. Tapi setelah ikut makan, dia keterusan karena nasi timbel dan ceplok telor Prem sangat enak. Ketika ada siswa yang masuk kelas, diajaknya juga untuk makan. Tapi meski yang makan bertambah banyak, nasi timbel dan ceplok telor Prem tidak berkurang.
Tentu saja Prem heran. Dia berpikir, ini pasti ulah Dewi Ilmu Pengetahuan.
“Itu semua bukan karena saya, Prem,” kata Dewi Ilmu Pengetahuan ketika Prem pulang. “Tapi karena ilmu pengetahuan yang engkau kuasai. Nasi timbelmu itu seperti ilmu pengetahuan. Meski diberikan kepada siapapun, ilmu pengetahuan tidak akan habis. Malah pasti akan bertambah,” kata Dewi Ilmu Pengetahuan.
“Wah, terima kasih Kak Dewi Ilmu Pengetahuan. Saya tidak heran lagi sekarang. Ilmu pengetahuan itu memang ajaib!” kata Prem sambil tersenyum.
 “Saya hanya menjagamu, Prem. Sepanjang kamu bersemangat belajar, saya akan menjagamu.”
Prem tersenyum bahagia. Dia berjanji akan belajar lebih giat lagi. @@@

Penulis: Yosep Rustandi, Gambar: dongengceritarakyat.com
Hikmah: Ilmu pengetahuan itu, meski diberikan kepada sebanyak-banyaknya makhluk, tidak akan berkurang, malah akan terus bertambah.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Prem dan Dewi Ilmu Pengetahuan"

Posting Komentar