Prem dan Dewi Ilmu Pengetahuan
Jaman dahulu, di sebuah
kampung terpencil di India, hiduplah seorang
anak bernama Prem. Prem tinggal berdua dengan ibunya, karena bapaknya sudah
meninggal. Prem sangat disukai oleh semua penduduk kampung. Karena tidak saja
suka membantu, Prem juga sangat pintar.
Sekali waktu ada anak yang keracunan jamur. Orang tuanya sudah panik.
Tidak ada dokter di kampung itu. Prem kemudian menyarankan untuk memberi anak
itu air kelapa muda sebanyak-banyaknya. Setelah mengikuti saran Prem, anak itu
berangsur sembuh. Orang tuanya gembira. Juga penduduk kampung lainnya.
Dari mana Prem tahu cara pengobatan orang keracunan? Prem mempunyai
sebuah buku warisan dari ayahnya. Ibunya mengajari Prem membaca dan menulis. Suatu
hari Prem bicara kepada ibunya.
“Bu, saya ingin sekolah. Biar lebih pintar. Biar lebih bisa membantu
orang-orang kampung lainnya,” kata Prem.
“Ibu mengajarimu membaca dan menulis, Prem, agar kamu tidak bersekolah.
Sekolah sangat jauh dari sini. Di kampung kita tidak ada anak yang bersekolah,”
kata ibunya.
“Tapi saya ingin lebih pintar lagi, Bu. Saya ingin bersekolah.”
Akhirnya ibunya mengijinkan Prem bersekolah. Sekolah Prem letaknya jauh.
Harus melewati tepi hutan sebelum sampai ke sana. Setiap subuh Prem berangkat
sekolah. Ibunya memberinya bekal nasi timbel dan ceplok telor. Pulang sekolah,
di tepi hutan, Prem makan perbekalannya.
Suatu hari ketika berangkat sekolah banyak binatang kecil yang mengikuti
Prem. Ada kelinci, tupai, kura-kura, kancil, ayam hutan, dan yang lainnya. Prem
heran dan bingung.
“Jangan heran, Prem. Mereka itu teman-temanmu,” kata seorang wanita
cantik yang tiba-tiba sudah berada di depan Prem. Oh, ternyata wanita cantik
itu adalah Dewi Ilmu Pengetahuan. “Mereka menyukaimu karena kamu pintar dan
bijak. Kamu bersemangat sekolah, mencari ilmu. Mereka ingin menemanimu
berangkat sekolah.”
Prem tersenyum bahagia. Sekarang dia tidak lagi kesepian. Berangkat dan
pulang sekolah selalu ada yang menemani. Mereka biasanya berangkat sambil
bernyanyi. Jarak yang jauh pun selalu tidak terasa.
Pulang sekolah Prem membuka perbekalannya. Ketika dilihatnya binatang
teman-temannya ada di sekelilingnya, Prem membagi nasi dan ceplok telornya. Mereka
makan bersama. Mereka berbahagia.
Tidak terasa, sekolah Prem berakhir tahun ini. Pesta kenaikan kelas cukup
meriah. Setiap murid memberikan hadiah buat ibu dan bapak gurunya. Prem bingung
karena dia tidak membawa sesuatu yang bisa dihadiahkan.
“Kenapa tidak bekal ini saja dihadiahkan,” gumam Prem. Maka dengan
gembira Prem memberikan nasi timbelnya kepada ibu gurunya.
Ibu guru tersenyum. “Kita makan bersama-sama saja, Prem. Ayo, kita cuci
tangan dulu, kita makan bersama,” kata ibu guru.
Prem awalnya meringis. Nasi timbelnya kecil. Bagaimana bisa membaginya?
Tentu tidak akan kenyang. Ternyata dugaan Prem salah. Setelah mereka makan
bersama beberapa suap, nasi timbel itu ternyata tidak berkurang.
Ketika ada guru lainnya yang datang ke kelas, diajaknya juga untuk
mencicipi timbel dan ceplok telor Prem. Awalnya guru itu sekedar menghargai
Prem. Tapi setelah ikut makan, dia keterusan karena nasi timbel dan ceplok
telor Prem sangat enak. Ketika ada siswa yang masuk kelas, diajaknya juga untuk
makan. Tapi meski yang makan bertambah banyak, nasi timbel dan ceplok telor
Prem tidak berkurang.
Tentu saja Prem heran. Dia berpikir, ini pasti ulah Dewi Ilmu
Pengetahuan.
“Itu semua bukan karena saya, Prem,” kata Dewi Ilmu Pengetahuan ketika
Prem pulang. “Tapi karena ilmu pengetahuan yang engkau kuasai. Nasi timbelmu
itu seperti ilmu pengetahuan. Meski diberikan kepada siapapun, ilmu pengetahuan
tidak akan habis. Malah pasti akan bertambah,” kata Dewi Ilmu Pengetahuan.
“Wah, terima kasih Kak Dewi Ilmu Pengetahuan. Saya tidak heran lagi
sekarang. Ilmu pengetahuan itu memang ajaib!” kata Prem sambil tersenyum.
“Saya hanya menjagamu, Prem.
Sepanjang kamu bersemangat belajar, saya akan menjagamu.”
Prem tersenyum bahagia. Dia berjanji akan belajar
lebih giat lagi. @@@
Penulis: Yosep Rustandi, Gambar: dongengceritarakyat.com
Hikmah: Ilmu pengetahuan itu, meski diberikan kepada sebanyak-banyaknya makhluk, tidak akan berkurang, malah akan terus bertambah.
Hikmah: Ilmu pengetahuan itu, meski diberikan kepada sebanyak-banyaknya makhluk, tidak akan berkurang, malah akan terus bertambah.
0 Response to "Prem dan Dewi Ilmu Pengetahuan"
Posting Komentar