Baju Orang Sholeh

 


 

Alkisah Nabi Daud as sedang mengajar murid-muridnya di sinagog. Sinagog adalah tempat beribadah dan belajar pada masa Nabi Daun as. Nabi Daud as sedang menerangkan tentang berbagai hal sopan-santun. Tiba-tiba ada seorang yang memakai jubah, bersorban, masuk ke dalam sinagog. Orang itu mengucapkan salam. Tentu saja murid-murid Nabi Daud as hanya membalas salam itu di dalam hatinya. Karena begitulah aturannya, bila sedang berlangsung pelajaran di sinagog, seseorang yang datang tidak usah mengucapkan salam.

Nabi Daun as sendiri tidak memperdulikan orang berjubah dan bersorban itu. Orang itu lalu masuk ke bagian depan tempat ibadah itu. Dia lalu sembahyang. Bacaannya dibuat seterharu mungkin, bercampur dengan suara tangis. Selesai orang itu sembahyang, Nabi Daud as masih juga tidak menyapa orang itu. Beliau melanjutkan pengajarannya ke hal-hal lain.

Murid-murid Nabi Daud as sebenarnya ingin mengusulkan untuk menyapa terlebih dahulu orang shaleh yang selesai sembahyang itu. Tapi mereka tidak ada yang berani. Karena begitu juga aturannya, bila guru belum berhenti menerangkan jangan dulu bertanya atau bicara sesuatu.

Orang berjubah dan bersurbar itu lalu melanjutkan dengan berdo’a berpanjang-panjang. Isak tangisnya terdengar lagi. Wajahnya tampak begitu bersih dialiri dengan airmata. Selesai orang shaleh itu berdoa, Nabi Daud as masih juga belum menyapanya. Murid-muridnya semakin heran. Mengapa orang seshaleh itu tidak menarik hati Nabi Daud as?

Orang berjubah dan bersorban itu juga lalu keluar sinagog dan pergi. Saat itulah Nabi Daud as menyelesaikannya bahasannya. Banyak muridnya yang kemudian mengacungkan tangan. Tapi mereka bukannya mau bertanya. Mereka hanya ingin menanyakan sikap Nabi Daud as, mengapa tidak menyapa orang shaleh tadi?

“Ya Nabiyullah, mengapa engkau tidak menyapa orang shaleh tadi?” tanya seorang muridnya.

“Sesungguhnya shaleh tidaknya seseorang itu tidak diukur dari pakaiannya. Aku tidak melihat dia sebagai orang shaleh. Apakah kalian lupa, tatakrama datang ke tempat menuntut ilmu seperti sinagog ini?” tanya Nabi Daud as.

“Ya, dia memang mengucapkan salam. Tapi siapa tahu dia tidak tahu aturan itu.”

“Datang ke sinagog saat sedang ada pengajaran itu, cukup langkahkan dulu kaki kanan, lalu duduk mendengarkan. Bila dia orang shaleh seperti pakaiannya, tidak mungkin dia tidak tahu itu.”

Murid lainnya masih penasaran. Maka dia bertanya lagi, “Tapi dia itu sembahyang begitu lama, bacaannya surat-surat panjang.”

“Itulah yang membuktikan dia itu bukan orang shaleh. Dia sembahyang untuk kita, biar menarik perhatian kita, bukan untuk Tuhan.”

“Tapi dia menangis?”

“Menangisnya juga itu untuk kita. Bila dia biasa sembahyang sampai menangis dengan bacaan surat-surat yang panjang, lakukanlah ketika sendiri dalam sembahyang malam. Bukan saat banyak orang seperti sekarang.”

Murid-muridnya baru mengerti.

“Pakaian dan penampilan luar itu seringkali menipu manusia. Maka berhati-hatilah, karena tahu kelemahan kita, setan seringkali menyusup kepada penampilan luar,” kata Nabi Daud as.

**

 

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Baju Orang Sholeh"

Posting Komentar